Selasa, 18 Oktober 2011

PASCA PANEN PISANG



Pendahuluan
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan ternak raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Pisang masuk Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Liliopsida, Ordo Zingiberales, Famili Musaceae, Genus Musa. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. ×paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarnakuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.
Pisang merupakan buah yang dikenal paling awal sebagai bahan makanan yang dapat dikonsumsi segar maupun diolah lebih lanjut, mengenyangkan dan dapat dinikmati oleh bayi sampai manula. Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan tradisional Indonesia.
Potensi buah pisang sebagai sumber pangan, dengan mengambil sudut peninjauan dari aspek penanganan pascapanen dan teknik pengolahan yang bisa dilakukan masyarakat dalam upaya menganekaragamkan sumber pangan kita atau sebagai usaha bisnis rumahan melalui pengolahan. Dengan memandang buah pisang sebagai sumber pangan, maka penanganan di sentra produksi pisang tidak hanya sekedar ‘tebang dan jual’ tetapi berkembang menjadi sentra industri yang mengolah buah pisang menjadi tepung pisang sebagai bahan baku industri, dan aneka produk olahan pisang lainnya.         



Peluang pengembangan agribisnis komoditas pisang masih terbuka luas. Untuk keberhasilan usahatani pisang, selain penerapan teknologi, penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas harus dilaksanakan. Varietas unggul yang dimaksud adalah varietas yang toleran atau tahan terhadap hama dan penyakit penting pisang, mampu berproduksi tinggi serta mempunyai kualitas buah yang bagus dan disukai masyarakat luas.
Di Indonesia, pisang menduduki tempat pertama diantara jenis buah-buahan lainnya baik dari segi sebaran, luas pertanamannya maupun dari segi produksinya. Total produksi pisang Indonesia tahun 2006 sekitar 5.037.472 ton dan Lampung menyumbang 535.732 ton, atau 10,6% dari produksi pisang nasional.  Masyarakat dapat menerapkan cara penanganan buah dengan baik dan menggunakannya sebagai bahan baku produk olahan, sekaligus sebagai buah meja untuk memenuhi vitamin dan mineral. Dengan sentuhan teknologi, aneka produk dari buah pisang dapat disajikan dengan cepat dan mudah serta dapat menjadi usaha yang menguntungkan.
Jenis pisang dibagi menjadi empat, yaitu:
1.      Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2.      Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3.      Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4.      Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
Pisang sebagai bahan konsumsi adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara radisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.



Perubahan Kimia Dan Fisik Selama Pematangan
1.      Perubahan fisik dan kimia selama pematangan meliputi warna, kekerasan (tekstur), cita rasa, flavor. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya perubahan komposisi.
2.      Perubahan warna dapat disebabkan oleh proses degradasi, sintesis ataupun kombinasi keduanya.
3.      Dalam proses pematangan tekanan turgor sel selalu berubah, hal ini terjadi karena komposisi dinding sel berubah.
4.      Dinding sel umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa, zat pektin, dan lignin.
5.      Tanaman karbohidrat (pati) selalu berubah selama pematangan. Berdasarkan kandungan patinya, buah dan sayuran dapat dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu:
1.      Buah dengan kandungan pati tinggi (apel, pisang)
2.      Buah dengan kandungan pati rendah (jeruk, arbei, persik)
3.      Sayuran dengan kandungan pati tinggi (jagung, buncis, biji-bijian lainnya)
4.      Umbi-umbian (ubi jalar, kentang)
5.      Sayuran dengan kandungan pati sangat rendah (kangkung, bayam, katuk, daun turi).
6.      Perubahan kandungan gula sederhana dalam buah dan sayuran, umumnya menyangkut gula sukrosa, glukosa dan fruktosa.
7.      Selama pematangan terjadi perubahan komposisi asam-asam amino dan protein.
8.      Meskipun kandungan lemak dalam sayuran dan buah-buahan rendah, namun lemak berperan dalam hal tekstur, pembentukan flavor dan pigmen sayuran/buah.


Hama dan Penyakit Tanaman Pasca Panen
Beberapa penyakit utama yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pisang, diantaranya adalah penyakit layu (layu fusarium dan layu bakteri), bercak daun (Black dan Yellow Sigatoka, penyakit yang disebabkan virus terutama virus kerdil pisang (Banana Bunchy Top Virus/BBTV). Sedangkan hama yang banyak ditemukan adalah ulat penggulung daun (Erionata thrax L.), Penggerek bonggol (Cosmopolites sordidus Germar), Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv), thrips (Chaetanaphotrips signipennis) dan burik pada buah (Nacolea octasema).
A. Penyakit Layu Fusarium
Penyakit ini sering disebut penyakit Panama, disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah air, pupuk kandang atau alat-alat pertanian.
Gejala
Gejala awal adalah menguningnya daun tua yang diikuti diskolorisasi pembuluh pada pelepah daun terluar. Perubahan warna semakin hebat terjadi pada stadium lanjut dan bila pseudostem terinfeksi dipotongakan terlihat jaringan sakit lebih keras dibanding jaringan sehat. Gejala lain adalahperubahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru muncul lebih pendek serta perubahan warna pada bonggol. Penularan terutama terjadi melalui luka pada akar.
Pencegahan
Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan:
1. Membongkar dan membakar tanaman yang terserang dan siram tanah bekas tanaman pisang   tersebut dengan fungisida.
2. Lakukan penggenangan dan pergiliran tanaman.
3. Menanam varietas tahan terhadap penyakit layu Fusarium.
4. Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari daerah yang sudah terinfeksi penyakit layu Fusarium.
5. Gunakan bibit bebas penyakit (hasil kultur jaringan).
6. Alat-alat pertanian yang digunakan selalu disuci hamakan dengan fungisida.
7. Pemanfaatan musuh alami seperti Trichoderma atau Glicocladium.

B. Penyakit Layu Bakteri
Penyakit layu ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solaracearum. Penularan penyakit melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian atau serangga penular (vector).
Gejalanya
Gejala biasanya tampak setelah timbulnya tandan. Mula-mula daun muda mengalami perubahan warna dan pada ibu tulang daun terlihat garis coklat kekuningan kearah tepi daun hingga buah menjelang masak. Daun kemudian menguning/coklat, dan layu. Gejala spesifik adalah terdapatnya lendir bakteri yang berbau, berwarna putih abu-abu sampai coklat kemerahan keluar dari potongan buah atau bonggol, tangkai buah, tangkai tandan dan batang.
Pengendalian
Pengendalian atau pencegahanyang dianjurkan adalah:
1. Melarang perpindahan bibit/tanaman beserta tanahnya dari daerah endemik.
2. Penanaman bibit pisang sehat/bebas penyakit.
3. Pembungkusan buah beberapa saat setelah jantung keluar.
4. Sterilkan alat-alat yang dipakai dengan menggunakan formalin 30%.
5. Perbaikan drainase kebun.
6. Fumigasi tanah bekas tanaman yang terserang dengan Methyl Bromide (secara injeksi).
7. Pemusnahan tanaman sakit dengan menggunakan 5 – 20 ml larutan herbisida glyphosate 5% atau 2,4-D 2,25%.
8. Melakukan rotasi tanaman misalnya dengan menggunakan family graminae seperti sorgum, padi, jagung, rumput gajah dan lain sebagainya untuk memotong siklus patogen di dalam tanah selama sekitar satu tahun.

C. Bercak Daun Sigatoka
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella musicola Mulder.


Gejala
Gejalanya mula-mula timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun, kemudian bintik melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai kehitaman, sehingga seluruh helaian daun menjadi kuning, daun menjadi lebih cepat kering dan buah matang sebelum waktunya.
Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dianjurkan dengan pemupukan berimbang, sesuai anjuran setempat dan sanitasi sumber infeksi dengan memotong dan membakar daun-daun mati/sakit.
D. Penyakit Kerdil Pisang / Bunchy Top Virus.
Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui vektor Pentalonia negronervosa Coq.
Gejala
Gejalanya adalah daun muda tampak lebih tegak, pendek, lebih sempit dan tangkainya lebih pendek dari yang normal, daun menguning sepanjang tepi lalu mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah, tanaman terlambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsunya.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan sanitasi kebun dengan membersihkan tanaman inang seperti Abaca (Musa textiles), Heliconiaspp dan Canna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu dipotong kecil-kecil agar tidak ada tunas yang hidup. Cara lain adalah dengan menggunakan insektisida sistemik untuk mengendalikan vektor terutama di persemaian.
E.       Ulat penggulung daun (Erionata thrax L.)
    Larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan daun. Seluruh siklus hidupnya terjadi di dalam gulungan daun. Cara pengendaliannya yaitu dengan memangkas daun yang terserang kemudian dibakar. Penyemprotan insektisida berbahan aktif Kuinalfos dan Triklorfon. Insektisida yang bersifat sistemik akan lebih efektif mengingat ulat daun ini tersembunyi dalam gulungan daun.
F.  Penggerek bonggol (Cosmopolites sordidus Germar)
   Larvanya membuat terowongan pada bonggol pisang yang merupakan tempat masuknya bibit penyakit lain seperti Fusarium. Kerusakan berakibat lemahnya sistem perakaran dan transportasi makanan terhenti. Gejala serangan terlihat daun menguning dan ukuran tandan berkurang sehingga produksi menurun. Cara pengendaliannya yaitu dengan sanitasi lingkungan, menangkap kumbang dewasa dengan perangkap yang terbuat dari bonggol pisang, menggunakan musuh alami dan insektisida berbahan aktif karbofuran, monokrotofos.
G.  Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv)
   Kerusakan akibat hama ini ditandai dengan adanya lubang di sepanjang batang semu. Cara pengendaliannya yaitu dengan sanitasi kebun, menggunakan musuh alami Plaesius javanicus dan penggunaan insektisida berbahan aktif Carbofuran.
H.  Thrips (Chaetanaphotrips signipennis)
   Hama ini menyerang bunga dan buah muda, akibatnya terdapat bintik-bintik dan goresan pada kulit buah yang telah tua. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar dan penyaputan tangkai tandan dengan insektisida berbahan aktif monocrotophos.
I.  Burik pada buah (Nacolea octasema)
   Serangan menyebabkan perkembangan buah menjadi terhambat, menimbulkan kudis pada buah sehingga menurunkan kualitas buah. Hama ini meletakkan telurnya diantara pelepah bunga segera setelah bunga muncul dari tanaman pisang. Hama langsung menggerek pelepah bunga dan bakal buah, terutama saat buah masih dilindungi oleh pelepah buah. Cara pengendaliannya yaitudengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar.
Indeks Kematangan Buah Pisang
Indeks 1   -
Hijau tua keseluruhan.  Buah belum matang untuk dituai.
Indeks 2   -
 
Hijau dengan sedikit kuning.  Buah matang, sudah sesuai dituai untuk penghantaran jauh menggunakan kapal laut.
Indeks 3   -
 
Lebih hijau daripada kuning.  Buah matang, tidak sesuai dituai untuk penghantaran jauh menggunakan kapal laut.
Indeks 4   -
Lebih kuning daripada hijau.  Buah hampir masak.  Hanya sesuai untuk pasaran tempatan.
Indeks 5   -
 
Kuning dengan sedikit hijau pada hujung buah.  Buah masak, hanya sesuai untuk pasaran tempatan.
Indeks 6   -
 
Kuning keseluruhan.  Buah masak.  Hanya sesuai untuk pasaran tempatan.  Peringkat terbaik untuk dimakan segar.
Indeks 7   -
 
Kuning jingga.  Buah terlalu masak.  Hanya sesuai untuk pasaran tempatan dan jangka hayat amat singkat.
Hasil pisang bergantung pada pemilihan kawasan, kultivar, pengurusan di ladang sehinggalah siap pembungkusan dibuat.  Faktor cuaca yang sesuai dan tanah yang subur juga menyumbangkan pengeluaran yang menguntungkan.
Anggaran Hasil Tanaman Pisang
Jenis Pisang
Jarak Tanaman
Bil.Pokok Sehektar
Hasil/Pokok (kg)
Jumlah
Hasil Sehektar (MT)
Pokok Induk
Ratun 1
Ratun 2
Berangan
 Mas
 Rastali
 Cavendish
3 m x 3 m
2.5 m x 2.5 m
3 m x 3 m
3 m x 3 m
1,100
1,600
1,100
1,100
22
12
18
40
18
10
15
32
12
8
10
25
52
30
45
97
52
43
45
95

Buah pisang mencapai tahap matang apabila pembesaran buah berakhir.  Pisang yang mencapai peringkat matang akan masak dengan sempurna. Bagi menentukan kematangan buah, beberapa panduan digunakan seperti saiz dan rupa bentuk jejari buah, warna kulit, rupa warna benang sari yang tertinggal atau umur buah selepas pengeluaran jantung.
Buah pisang yang mencapai peringkat matang mempunyai jejari yang kurang segi, berbentuk hampir bulat dan padat, dibandingkan jejari buah muda bersaiz kecil dan masih bersegi-segi.  Pada hujung jejari buah matang, benang sari berwarna perang dan rapuh serta mudah tertanggal tetapi benang sari buah muda berwarna hijau.  Buah matang tua berwarna hijau kecerahan berbanding dengan buah matang muda yang berwarna masih hijau pekat.  Penuaian buah yang cukup matang biasa juga dihitung bilangan hari dari mula pengeluaran jantung.
Penuaian pisang, juga disebut sebagai 'menebang', iaitu dilakukan dengan menakik batang pohon pada ketinggian beberapa kaki di bawah tangkai tandan.  Tandan buah dipotong setelah batang pisang tadi patah dengan keadaan tandan tergantung.  Bagi pisang jenis besar seperti Embun dan Cavendish, dua orang pekerja diperlukan dengan seorang daripadanya menebang pokok dan seorang lagi menyambut buah.  Apabila pokok telah ditebang, buah disambut oleh salah seorang pekerja tersebut di atas bahunya yang beralaskan span.  Tangkai tandan kemudiannya dipotong.
Peringkat Pembesaran Buah Pisang
Jenis Pisang
Umur Pokok Pisang Selepas Tanam
Keluar Jantung
Pembentukan Sisir Akhir
Peringkat Buah Matang
1. Berangan
 2. Mas
 3. Rastali
 4. Cavendish
9 bulan
6 bulan
9 bulan
9 bulan
10 bulan
 6 1/2 bulan
10 bulan
10 bulan
12 bulan
8 bulan
12 bulan
13 bulan


Cara Penanganan Pasca Panen Pisang
Untuk menghasilkan produk yang bagus diperlukan bahan baku yang bagus pula. Namun bahan baku yang bagus tanpa diikuti dengan proses yang tepat juga tidak akan menghasilkan produk yang terbaik. Hal-hal yang harus diperhatikan sejak awal diantaranya:

1.      Umur dan waktu panen
     Buah pisang yang akan dipanen disesuaikan dengan tujuannya. Untuk tujuan konsumsi lokal atau keluarga, panen dilakukan setelah buah tua atau bahkan sudah ada yang masak di pohon. Sedangkan untuk ekspor, pisang dipanen tidak terlalu tua (derajat ketuaan 75-85%)), tetapi sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Pada keadaan ini kualitas buah cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama.

     Waktu panen buah pisang dapat dilakukan dengan 2 cara  yaitu dengan menghitung jumlah hari dari bunga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah. Buah yang tua biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik bunga mudah patah.

2.      Cara Panen
      Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.  Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah.

      Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.

3.      Periode Panen
       Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.



Kriteria kematangan pisang :

Tingkat
Kematangan
Warna Kulit
Buah
Pati
( % )
Gula
( % )
Keterangan
1
Hijau
20
0,5
Keras
2
Hijau Mulai Kuning
18
2,5
-
3
Hijau lebih banyak dari Kuning
16
4,5
-
4
Kuning lebih banyak dari Hijau
13
7,5
-
5
Kuning lebih banyak namun ujung buah masih hijau
7
13,5
-
6
Seluruhnya kuning
2,5
18,0
Mudah dikupas
7
Kuning sedikit   bintik coklat
1,5
19,0
Masak penuh aroma
8
Kuning dengan banyak bintik coklat
1,0
19,0
Lewat masak, daging buah gelap, aroma tinggi sekali
     Sumber: Murtiningsih, dkk. (1990).

4.      Penanganan Pasca Panen:
1.      Pemotongan sisir pisang dari tandannya
2.      Pencucian sisir dari kotoran dan getah serta dilakukan seleksi buah
3.      Pencucian sisir pisang yang sudah terseleksi dalam air bersih mengalir
4.      Penyusunan sisir pada rak terbuka lalu dikeringanginkan dengan mengalirkan udara kering pada sisir-sisir pisang tersebut
5.      Pengemasan sisir pisang pada kotak karton per 15 kg (3-5 sisir ukuran besar atau 6-9 sisir ukuran kecil)
6.      Penyemprotan fungisida Al2(SO4)3 (120 ml/15 kg pisang)
7.      Pengepakan pada container

       Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.

Standar Mutu Pisang berdasarkan RSNI-2005
1.      Utuh
2.      Kenyal
3.      Segar, tidak busuk atau rusak
4.      Bersih, bebas dari benda-benda asing yang berpengaruh terhadap kaulitas buah 5. Bebas memar akibat tergores atau terbentur
5.      Bebas dari hama dan/atau penyakit yang mempengaruhi  penampilan umum buah
6.      Bila dalam bentuk sisiran, tidak ada buah dempet dan  bebas dari cendawan dan kering
7.      Pistil (bekas putik bunga) sudah lepas
8.      Bentuk buah sempurna sesuai dengan karakter jenis buah
9.      Bebas dari kerusakan akibat temperature rendah
10.  Bebas dari kerusakan akibat kelembaban
11.  Bebas dari aroma dan rasa asing 

       Buah pisang selain banyak dikonsumsi sebagai buah  meja, juga dapat dibuat berbagai produk olahan seperti, tepung bayi, sale, keripik, jam, tape, konsentrat dan lain-lain. Jenis pisang yang banyak digunakan untuk produk olahan adalah pisang janten, kepok, tanduk, nangka, siem dan lain - lain.







5.      Pengemasan

      Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan  lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dengan plastik tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang  dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton.

Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan


Daftar Pustaka
Anonim. 2007. Panduan Menanam Pisang - Musa Paradisiaca L.
http://pertanianmjg.perak.gov.my/bahasa/panduan_pisang.htm. Di akses pada
tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Anonim. 2008. Pengetahuan Bahan Pangan Nabati.
http://pustaka.ut.ac.id/web/index.php?Itemid=141&catid=83:pang&id=154:pang-4211-pengetahuan-bahan-pangan-nabati&option=com_content&view=article. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Anonim. 2011. Pisang. http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang. Di akses pada tanggal 6 April
2011 di Samarinda.

Bilbina, L.A. 2010. Pasca Panen Pisang ( Musa Paradisiaca, Linn ).
http://listinfitrianah.blogspot.com/2010/10/pasca-panen-pisang-musa-paradisiaca.html. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Firdaus, M. 2011. Pasca Panen Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Pisang.
http://miftakhulfirdaus.wordpress.com/2011/03/28/pasca-panen-pengolahan-dan-pemasaran-hasil-pisang/. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Hanafi, M. 2011. Budidaya Pisang.
http://www.agrilands.net/read/full/agriwacana/budidaya/2011/01/29/budidaya-pisang.html. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Hanafi, M. 2011. Hama Utama Tanaman Pisang.
http://www.agrilands.net/read/full/agriwacana/hama-penyakit/2011/01/26/hama-utama-tanaman-pisang-2.html. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Hanafi, M. 2011. Penyakit Tanaman Pisang.
http://www.agrilands.net/read/full/agriwacana/hama-penyakit/2011/01/05/penyakit-tanaman-pisang.html. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Hilary2009. 2009. Fisiologi Lepas Panen.
http://hilary2009.wordpress.com/2009/06/30/fisiologi-lepas-panen/. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Rahayu, E.S., Mardiyani, S.A. 2011. Penanganan Pasca Panen Pisang.
http://hasanahcenter.blogspot.com/2011/01/penanganan-pasca-panen-pisang.html. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Tenelevent, F. 2011. Pemanfaatan Pisang.
http://felabc.blogspot.com/2011/01/pemanfaatan-pisang.html. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.

Wbio. 2009. Pemasakan Buah.
http://wordbiology.wordpress.com/2009/01/20/pemasakan-buah/. Di akses pada tanggal 6 April 2011 di Samarinda.


PAPER
Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen

PASCA PANEN PISANG ( Musa Paradisiaca, Linn )









Disusun Oleh :
KRISTIANI DEPITASARI

 0903035054

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar