Jumat, 21 Oktober 2011

pasca panen sawi


PAPER
FISIOLOGI PASCA PANEN



DISUSUN OLEH :
STEFANI CAROLINA K      0903035061
                             RIZKY LESTARI                  0903035064
                             YANET SIDAUT                  0903035002
                             SUGIANTO                           0903035058
                             ZULFIKAR MUAFFI            0903035095



TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN

I. SAYUR SAWI



I.I.  PENDAHULUAN
            Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia.Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim.Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik..
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.
            a.  Manfaat
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaanSedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
            b.  Klasifikasi Botani
                               Divisi :Spermatophyta.
                               Subdivisi :Angiospermae.
                               Kelas :Dicotyledonae.
                               Ordo :Rhoeadales (Brassicales).
                               Famili :Cruciferae (Brassicaceae).
                               Genus :Brassica.
                               Spesies :Brassica Juncea.

            c.  Syarat Tumbuh
Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah.Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, di polibek atau di sawah, jarang diusahakan di daerah pegunungan.Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus.

I.II.  Hama dan Penyakit Tanaman  Sawi
a.         Hama
1.    Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2.    Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3.    Siput (Agriolimas sp.).
4.    Ulat Thepa javanica.
5.    Cacing bulu (cut worm).
            b.  Penyakit
1.    Penyakit akar pekuk.
2.    Bercak daun alternaria.
3.    Busuk basah (soft root).
4.    Penyakit embun tepung (downy mildew).
5.    Penyakit rebah semai (dumping off).
6.    Busuk daun.
7.    Busuk Rhizoctonia (bottom root).
8.    Bercak daun.
9.    Virus mosaik.

I.III.  Indek Kematangan Sayur Sawi
            Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari.Paling pendek umur 40 hari.Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.

I.IV.  Cara Penanganan pasca Panen
            Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.
            Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1.    Pencucian dan pembuangan kotoran.
2.    Sortasi.
3.    Pengemasan.
4.    Penympanan.
5.    Pengolahan.
II.  SAYUR BAYAM


II.I.  PENDAHULUAN
            Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik.Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias.Dalam perkembangan selanjutnya.Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang.Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam petik dan bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung.Daun bayam cabut berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari), lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti sayur bayam dan sayur bobor.Bayam petik biasanya berasal dari jenis A. hybridus (bayam kakap) dan bayam cabut terutama diambil dari A. tricolor.Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan adalah A. spinosus (bayam duri) dan A. blitum (bayam kotok).Baik bayam cabut dan bayam petik memiliki manfaat diantaranya merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat.Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit).Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan.Pola pemasaran bayam yang berjalan adalah rantai pemasaran tradisional.Petani produsen menjual hasilnya ke leverensir/tengkulak kebun yang ditugaskan oleh leverensir.Leverensir lalu mengirim hasil langsung ke bandar untuk diteruskan ke pasar-pasar kecil sebagai pengecer yang akhirnya sampai ke konsumen.Dapat pula petani produsen langsung menjual hasilnya ke pengecer setempat.
            a.  Manfaat
Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat.Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit).Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan.Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr.Daun dan bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim.Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam.Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan).Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan.Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam.Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang sedang haid.
            b.  Jenis Bayam Budiadaya
            Bayam budidaya dibedakan dua macam yaitu :
1.         Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih-putihan, dan memiliki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Byam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayn putih.
2.         Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar-lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
a)   hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing,           berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
b)   hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.
            c.  Syarat Tumbuh
·       Iklim
1.   Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2.   Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun.
3.   Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang mendapat sinar matahari penuh.
4.   Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat C.
5.   Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 – 60%

·       Media Tanam
1.   Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
2.   Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6 - 7.
3.   Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
4.   Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.

·      Ketinggian Tempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam.Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.


II.II.  Hama dan Penyakit Tanaman bayam
a.    Hama
1.    Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
     Gejala: daun berlubang - lubang. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
2.    Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
     Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
3.    Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)
     Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.


4.    Serangga lalat (Liriomyza sp.)
     Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.

b.    Penyakit
1.    Rebah kecambah
     Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun maupun batang daun.             Pengendalian: Fungisida
2.    Busuk basah
                 Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih. Pengendalian:             sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
3.    Karat putih
                 Penyebab: cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun dan daunnya. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.


II.III. Indek Kematangan Sayur Bayam
            Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah tanam.Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm dan belum berbunga.Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.


II.IV.  Cara Penanganan Pasca Panen
a.         Pengumpulan
       Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
b.         Penyortiran dan Penggolongan
       Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam         yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya    besar dan yang daunnya kecil.Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.
c.         Penyimpanan
       Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan remukan es.
d.        Pengemasan dan Pengangkutan
       Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.
e.         Pencucian
       Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.
f.          Penanganan Lain
       Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan.Sewaktu memasak bayam ialah tidak boleh terlalu lama.Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin C-nya menguap (menghilang).












III.  SAYUR ASPARAGUS



III.I.  PENDAHULUAN
`Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.
            Sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya hanya tersedia di restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun demikian, prospek pengembangan Asparagus ini cukup baik karena sayuran ini banyak diminati oleh masyarakat luar negeri sehingga ekspor komoditas asparagus dapat meningkatkan devisa negara serta memberikan keuntungan bagi petani.
Salah satu tempat budidaya asparagus di Indonesia adalah di Teras dan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Pusat budidaya Asparagus di Teras-Boyolalidi tempat yang dahulu merupakan kerjasama antara Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Boyolali dengan Misi Teknik Pertanian Taiwan di Indonesia. “Benih Asparagus berasal dari Taiwan, yang kemudian dikembangkan di Indonesia.” kata Pujiastuti selaku asisten lapang di Misi Teknik Pertanian Taiwan. Namun sekarang ini berganti nama menjadi C.V Aspakusa yang merupakan kelompok tani di daerah Teras Boyolali.
a.  Manfaat
Selain lezat diolah menjadi beragam masakan, asparagus juga mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Beragam mineral, kalsium, potassium, vitamin A, D juga E ada di dalamnya. Sayuran ini juga rendah kalori, baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang menjalani terapi diet.
Kandungan seratnya (dietary fiber) sangat tinggi, serat dalam asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker. Serat juga membantu lancarnya proses pencernaan tubuh sehingga Anda terbebas dari gangguan sembelit atau susah buang air besar. Beberapa lembaga ilmiah telah melakukan uji klinis terhadap asparagus. Terbukti sayuran ini mampu meningkatkan kesuburan pria. Kandungan asam amino asparagines merangsang ginjal membuang sisa metabolisme tubuh. Zat aktif lain dipercaya meningkatkan sirkulasi darah adn membantu melepaskan deposit lemak dalam dinding pembuluh darah. Sangat baik dikonsumsi bagi Anda yang berjerawat, penderita eksim, gangguan ginjal dan prostat.

            b. Klasifikasi Botani
                            Kingdom     : Plantae
                            Divisi          : Magnoliophytha
                            Kelas           : Liliopsida
                            Ordo           : Asparagales
                            Famili          : Asparagaceae
                            Genus          : Asparagus
                            Spesies        : A. officinalis
                            Nama          : Asparagus officinalis


      c.  Syarat Tumbuh
Lahan yang dibutuhkan oleh sayuran asparagus adalah dataran tinggi dengan ketinggian 600 – 900 m dpl.Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu antara 15 – 25 C dengan curah hujan yang cukup banyak dan merata sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun.Oleh karena itu, syarat utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan dekat sumber air agar kebutuhan air di musim kemarau tercukupi.Areal dengan kondisi seperti di atas jarang ditemukan di Indonesia.Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik merah kuning, latosol, maupun andosol.Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal.Perlu diingat, asparagus tidak suka tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6-6,5 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Sebaiknya tanah itu mengandung banyak bahan organik.

III.II.  Perubahan Kimia dan Fisik Selama pematangan
            Pada Asparagus, vascular bundle yang masih muda tidak banyak mengandung lignin, tetapi bila dibiarkan selama dua hari saja setelah dipanen, jumlah lignin meningkat dengang cepat.

III.III.  Hama dan Penyakit Tanaman
            Hama yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang menyerang dari golongan jamurbatang.

III.IV.  Indek Kematangan Asparagus
                PEMANENAN Panen rebung asparagus di daerah tropis lebih cepat dilakukan dibandingkan pada daerah subtropis. Di daerah tropis, panen pertama kali sudah dapat dilakukan saat tanaman berumur 8 -10 bulan sesudah penanaman. Dalam pemanenan ini, perlu diperhatikan mutu yang akan dihasilkan, yaitu harus sesuai dengan tujuan pemasarannya. Ada tiga mutu asparagus yang sering ditemukan di pasaran, yaitu mutu I, mutu II, dan mutu III. Untuk memperoleh asparagus mutu I, perlu ketelitian dan ketekunan mengamati ujung rebung yang akan muncul di atas tanah pada pagi hari. Pengamatan sebaiknya dilakukan sejak sore hari dengan jalan membuka-buka tanaman dan memberinya tanda bila terlihat ada rebung yang akan muncul. Kemudian tanah di sekitarnya ditimbuni tanah kembali sampai saat pemetikan dilakukan.Apabila panen terlambat satu atau dua hari, maka yang dihasilkan adalah rebung mutu II. Sedangkan rebung mutu III adalah rebung yang dipanen setelah dibiarkan lebih dari tiga hari dari saat muncul di permukaan tanah. Di samping tiga mutu rebung di atas, ada juga rebung asparagus afkiran. Biasanya rebung yang demikian dipanen setelah tumbuh 15 cm di atas permukaan tanah. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari bersinar terik. Panen saat matahari terik akan menurunkan mutu rebung. Sedangkan rebung yang dipanen pada sore hari direndam dulu dengan air dingin agar pada pagi hari mutunya masih bisa bertahan.

III.V.  Cara Penanganan Pasca Panen
            Hasil panen asparagus bintang dibagi dalam tiga kelas tanaman yang terdiri atas :
 S (small) : panjang bagian berdaun 40-50 cm
 M (medium) : panjang bagian berdaun 50-60 cm
 L (large) : panjang bagian berdaun lebih dari 60 cm.
           Untuk pengiriman asparagus, daun bisa dikemas dengan cara mengikat setiap 5-10tangkai batang sesuai dengan kelasnya. Ikatan tanaman disimpan tegak dalam ember berisi air. Tinggi air dalam ember cukup 3 cm.
           Perendaman tangkai dilakukan untuk mempertahankan kesegaran tanaman. Pada saat dikirim, tanaman dikemas dengan dibungkus kertas (koran bekas). Pembungkusan kertas bertujuan untuk melindungi tanaman dari kerusakan sekaligus untuk memudahkan dalam membawa tanaman karena asparagus bintang berduri tajam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar